Monday, July 26, 2010

Kita Lebih Beruntung Daripada Yang Lain

Terumbang ambing adalah merupakan ciri orang yang ditimpa musibah dan dihempas bencana. Rumahnya selalu dipenuhi suasana kedukaan. Di setiap sudut wajah mengalir air mata sebagaimana kesedihan di Lembah Bani Sa'ad. Sesungguhnya betapa banyaknya penderitaan yang terjadi, dan betapa ramai pula orang-orang yang sanggup bersabar menghadapinya. Maka kita bukanlah satu-satunya orang yang ditimpa bencana. Bahkan, mungkin saja penderitaan atau bencana yang menimpa kita tidaklah seberapa sekiranya dibandingkan dengan bencana yang diterima oleh orang lain. Lihatlah berapa ramai manusia di dunia ini terbaring sakit di atas katil selama bertahun-tahun lamanya serta merintih kesakitan dan menjerit menahan penderitaan.

Berapa ramai orang yang dipenjara selama bertahun-tahun lamanya tanpa dapat melihat cahaya matahari walaupun sekali dan mereka ini hanya mengenal jeriji-jeriji selnya sahaja. Berapa ramai pula orang tua yang hilang permata hatinya pada saat masih muda belia, masa yang seharusnya dihiasi oleh kesenangan.

Kini, sudah tibalah waktunya untuk kita mengunjungi mereka dan mengajarkan ilmu yang meyakinkan diri mereka bahawa hidup ini adalah penjara bagi orang Islam. Di pagi hari, istana-istana kehidupan penuh sesak dengan penghuninya, namun menjelang senja tiba-tiba ia menjadi runtuh. Mungkin saat ini kekuatan masih utuh, badan masih sihat, harta melimpah, dan keturunan banyak jumlahnya. Namun dalam hitungan beberapa hari saja semuanya boleh berubah: jatuh miskin, kematian datang secara tiba-tiba, perpisahan yang tidak dapat dihindarkan. 

Oleh itu, sebaiknya kita haruslah mempersiapkan diri kita sebagaimana persiapan seekor unta berpengalaman yang akan mengiringi kita menyeberangi padang pasir. Bandingkan penderitaan kita dengan penderitaan orang-orang di sekitar kita dan orang-orang sebelum kita, supaya kita sedar bahawa keadaan kitalah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan mereka. Bahkan, kita akan merasakan bahawa penderitaan kita itu hanyalah duri-duri kecil yang tidak ada ertinya.

Maka, panjatkan segala pujian kepada Allah atas semua kebaikanNya itu, bersyukurlah kepadaNya atas semua yang diberikan kepada kita, bersabarlah di atas semua yang diambilNya dan kita harus bermuhasabah terhadap diri kita sendiri di atas segala kelemahan, dosa dan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan dan menziarahi orang-orang yang menderita di sekitar kita.


dipetik daripada kitab La Tahzan, Dr Aidh Abdullah Al-Qarni.

No comments:

Post a Comment